Archivist

Archivist – Jika mendengar kata arsiparis atau dalam bahasa Inggris disebut archivist, banyak orang langsung membayangkan sosok yang tenggelam di antara tumpukan kertas, lemari arsip yang berdebu, atau dokumen-dokumen tua yang jarang disentuh. Padahal, profesi ini jauh lebih kompleks dan dinamis dibanding sekadar menjaga kertas. Archivist adalah salah satu profesi yang berperan penting dalam menjaga keberlangsungan informasi, identitas, dan memori kolektif sebuah organisasi maupun bangsa.

Archivist


Siapa Itu Archivist?

Adalah profesional yang bertugas mengelola arsip, mulai dari proses penciptaan, penyimpanan, pemeliharaan, hingga pemusnahan arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna. Tugasnya tidak sekadar menumpuk atau mengarsipkan dokumen, tetapi juga memastikan informasi tetap bisa diakses ketika dibutuhkan di masa depan.

Arsip sendiri bisa berbentuk beragam: dokumen tertulis, foto, video, peta, rekaman suara, hingga arsip digital. Maka, seorang archivist perlu memahami cara mengelola beragam format tersebut dengan pendekatan yang tepat.

Peran Strategis

Jika ditarik lebih jauh, Dia tidak hanya berperan dalam urusan administratif. Pekerjaan ini memiliki fungsi strategis, baik dalam organisasi maupun skala lebih luas. Ada beberapa peran penting yang layak mendapat sorotan:

  1. Menjaga Memori Institusi dan Bangsa
    Arsip adalah saksi bisu perjalanan sejarah. Dari surat keputusan pemerintah, laporan proyek, hingga surat pribadi tokoh penting, semua merekam jejak yang bisa ditelusuri kembali. Archivist memastikan rekaman tersebut tersimpan dengan baik agar tidak hilang ditelan waktu.

  2. Mendukung Transparansi dan Akuntabilitas
    Dalam dunia modern, arsip adalah bukti yang sah. Baik untuk audit, pemeriksaan hukum, maupun pertanggungjawaban publik. Archivist menjaga agar arsip otentik tetap terpelihara dan tidak dimanipulasi.

  3. Memfasilitasi Akses Pengetahuan
    Arsip adalah sumber informasi berharga. Peneliti, akademisi, bahkan masyarakat umum kerap membutuhkan akses arsip untuk kajian atau referensi. Archivist bertugas mengatur klasifikasi, indeks, dan sistem akses agar pencarian arsip menjadi efisien.

  4. Menghadapi Tantangan Era Digital
    Di era serba digital, informasi tidak lagi hanya tercetak di atas kertas. Email, file PDF, media sosial, hingga database adalah bagian dari arsip modern. Archivist berperan penting dalam mengelola arsip digital agar tetap autentik dan bisa diakses dalam jangka panjang.

Keterampilan yang Dibutuhkan

Menjadi seorang archivist bukan perkara mudah. Profesi ini menuntut kombinasi keterampilan teknis, manajerial, dan etika. Beberapa keterampilan utama yang harus dimiliki antara lain:

  • Manajemen Informasi: kemampuan menyusun, mengklasifikasi, dan mengindeks arsip.

  • Teknologi Informasi: memahami sistem pengarsipan elektronik, database, serta metode digital preservation.

  • Pengetahuan Hukum: banyak arsip berkaitan dengan aspek legal, sehingga archivist perlu memahami dasar hukum terkait arsip dan privasi.

  • Komunikasi: berinteraksi dengan berbagai pihak yang membutuhkan arsip, dari pimpinan perusahaan hingga peneliti.

  • Ketelitian dan Integritas: profesi ini sangat menuntut kejujuran dan kecermatan karena menyangkut data otentik yang tidak boleh dimanipulasi.

Archivist di Era Digital

Transformasi digital membawa tantangan sekaligus peluang baru bagi archivist. Dokumen elektronik yang jumlahnya masif membutuhkan pengelolaan dengan sistem yang canggih. Selain itu, ancaman data loss, cyber attack, atau kerusakan perangkat keras membuat peran archivist semakin vital.

Kini, banyak archivist terlibat dalam penerapan Electronic Document and Records Management System (EDRMS), yaitu sistem khusus untuk mengelola arsip elektronik. Mereka juga harus memperhatikan aspek metadata, digital preservation strategy, hingga teknologi cloud storage.

Pendidikan dan Karier Archivist

Di Indonesia, profesi archivist mulai mendapat perhatian lebih. Ada jurusan kearsipan atau ilmu perpustakaan di beberapa perguruan tinggi yang bisa menjadi jalur pendidikan formal. Selain itu, lembaga seperti Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) juga rutin menyelenggarakan pelatihan bagi para archivist.

Kariernya cukup beragam, mulai dari bekerja di instansi pemerintah, lembaga pendidikan, perusahaan swasta, organisasi internasional, hingga museum dan perpustakaan. Dengan semakin tingginya kebutuhan pengelolaan informasi di era modern, prospek profesi ini terus berkembang.

Tantangan yang Dihadapi Archivist

Menjadi archivist tentu tidak lepas dari tantangan. Beberapa di antaranya:

  • Volume Arsip yang Masif: semakin besar organisasi, semakin besar pula arsip yang dikelola.

  • Perubahan Teknologi Cepat: media penyimpanan digital cepat usang, sehingga perlu strategi migrasi data.

  • Kesadaran Rendah tentang Pentingnya Arsip: sering kali, arsip dianggap beban, padahal nilainya sangat strategis.

  • Isu Privasi dan Keamanan Data: menjaga kerahasiaan arsip sensitif menjadi tanggung jawab besar.

Mengapa Archivist Penting untuk Masa Depan?

Bayangkan jika arsip tidak dikelola dengan baik. Sejarah bisa hilang, bukti hukum bisa diperdebatkan, bahkan keputusan penting bisa salah arah karena tidak ada referensi yang valid. Archivist hadir untuk mencegah semua itu. Mereka adalah penjaga memori kolektif, pengelola informasi, sekaligus fasilitator pengetahuan.

Arsip bukan sekadar tumpukan dokumen, tetapi bagian dari identitas. Melalui arsip, kita bisa melihat perjalanan organisasi, bangsa, bahkan peradaban. Dan di balik semua itu, ada tangan-tangan teliti dari para archivist yang memastikan semuanya tetap terjaga.

klik disini.

whatsapp