Employee Turnover: Kenapa Banyak Orang Cabut dari Kantor dan Apa yang Bisa Kita Lakuin?

Employee Turnover – Gue yakin, hampir semua dari kita pernah ngalamin momen kayak gini. Lagi seru kerja bareng, tiba-tiba satu tim ngasih kabar, “Gue resign ya, minggu depan terakhir.”
Bisa bikin kaget, kadang bikin lega (tergantung orangnya juga sih, haha), tapi yang pasti selalu nyisain pertanyaan: kenapa sih orang gampang banget pindah kerja sekarang?

Nah, topik yang lagi rame banget dibahas di dunia HR dan manajemen itu namanya employee turnover. Bahasa gampangnya, tingkat keluar-masuk karyawan di suatu perusahaan. Kalau banyak yang keluar dalam waktu dekat, berarti turnover-nya tinggi. Dan ini bisa jadi sinyal kalau ada yang nggak beres.

Gue jadi kepikiran, kenapa nggak kita obrolin bareng aja, sambil santai kayak ngopi sore di pantry kantor? Siapa tahu setelah ini, lo malah jadi pengen ikut pelatihan tentang employee retention biar bisa bantu perusahaan lo ngurangin angka turnover yang bikin pusing itu.

Employee Turnover


Apa Itu Employee Turnover?

Oke, biar kita satu frekuensi dulu, employee turnover itu artinya perputaran karyawan. Ada dua tipe yang biasa dibahas: voluntary (karyawan keluar atas keinginannya sendiri) dan involuntary (karyawan dikeluarkan perusahaan).
Kalau lo pikir ini hal biasa, coba deh bayangin. Setiap kali ada orang keluar, perusahaan bukan cuma kehilangan satu kepala, tapi juga kehilangan waktu, biaya rekrutmen, pelatihan, bahkan semangat tim.

Jadi nggak heran kalau topik ini jadi penting banget buat HR dan manajer di mana pun. Karena kalau turnover tinggi terus, artinya ada yang salah; bisa dari budaya kerja, kompensasi, atau bahkan kepemimpinan.


Ngomong-ngomong, Kenapa Orang Resign Sebenarnya?

Nah ini yang menarik. Banyak banget alasan yang bikin orang memutuskan untuk pergi. Kadang bukan karena gaji, lho.
Bisa jadi ngerasa nggak dihargai atau bosan karena kerjaannya itu-itu aja. Ada juga yang ngerasa toxic karena lingkungan kerja yang penuh drama.

Pernah kan ngerasain, tiap hari datang ke kantor tapi ngerasa energi udah habis sebelum jam 10 pagi? Itu tanda-tanda burnout, dan kalau dibiarkan, bisa bikin orang pergi tanpa mikir panjang.

Selain itu, ada juga yang keluar karena faktor eksternal. Misalnya dapat tawaran kerja lebih baik, mau pindah kota, atau pengin mulai bisnis sendiri.
Jadi sebenarnya, turnover itu bukan cuma masalah angka. Di baliknya ada cerita manusia yang nyata.


Dampak Employee Turnover Buat Perusahaan

Coba deh lihat dari sisi perusahaan. Misal, satu orang kunci di tim resign. Proses cari penggantinya aja udah makan waktu lama. Belum lagi adaptasi, pelatihan, dan proses mengenal budaya kerja.
Sementara itu, tim yang ditinggal pasti ngerasa terbebani karena harus nutupin pekerjaan yang kosong. Kalau berlarut, bisa nular ke anggota lain dan ya, bisa jadi efek domino.

Makanya perusahaan yang bijak sekarang mulai serius ngurus employee experience. Mereka sadar, mempertahankan orang bagus jauh lebih murah dan efektif daripada rekrut baru tiap bulan.


Apa Hubungannya Employee Turnover Sama Pelatihan?

Nah, ini yang sering dilupain banyak orang. Salah satu penyebab utama turnover adalah karena karyawan nggak ngerasa berkembang.
Bayangin lo kerja bertahun-tahun, tapi ngerasa gitu-gitu aja. Skill stagnan, karier jalan di tempat. Lama-lama pasti bosen, kan?

Makanya pelatihan atau training program itu penting banget. Bukan cuma buat nambah kemampuan, tapi juga buat nunjukin bahwa perusahaan peduli sama perkembangan karyawannya.
Gue pernah ikut pelatihan tentang employee engagement, dan jujur, dari situ gue baru sadar: orang bakal loyal kalau mereka ngerasa dihargai dan dikasih kesempatan buat tumbuh.


Yuk, Ngobrol Soal Pelatihan Bareng

Gue lagi kepikiran, gimana kalau kita ikut pelatihan bareng soal managing employee turnover?
Biasanya di pelatihan itu, kita bakal belajar cara menganalisis penyebab turnover, nyusun strategi retensi, sampai bikin program pengembangan yang bikin karyawan betah.
Nggak kaku kok, materinya sering dikemas interaktif. Banyak studi kasus, simulasi, bahkan sesi diskusi bareng HR profesional. Jadi lo bisa curhat juga soal masalah di kantor lo sendiri.

Selain itu, banyak pelatihan yang sekarang udah hybrid, jadi bisa pilih mau ikut online atau tatap muka. Enak, kan?
Dan jangan salah, punya sertifikat dari pelatihan kayak gini tuh keren banget buat portofolio lo. Apalagi kalau lo kerja di bidang HR, manajemen, atau pengembangan SDM.


Tanda-Tanda Turnover di Kantor Lo Perlu Diperhatiin

Kalau akhir-akhir ini lo liat banyak kursi kosong di kantor, coba deh perhatiin hal-hal berikut:

  1. Karyawan sering ngeluh tapi jarang didengerin.

  2. Banyak yang ngerasa kerja cuma rutinitas tanpa arah.

  3. Bos terlalu sibuk sampai lupa ngasih apresiasi.

  4. Gaji naik, tapi beban kerja juga naik dua kali lipat.

Kalau tanda-tanda ini udah muncul, berarti perusahaan lo butuh “refleksi diri”. Nggak ada salahnya ngajak HR atau manajer lo ikut pelatihan bareng. Kadang cuma butuh perspektif baru buat nyadarin betapa pentingnya komunikasi dan penghargaan di tempat kerja.


Cerita Sedikit: Gue Pernah Alami Juga

Dulu, gue pernah kerja di perusahaan yang turnover-nya tinggi banget. Tiap bulan pasti ada aja yang resign. Awalnya gue pikir wajar, karena dunia kerja kan memang dinamis. Tapi lama-lama gue sadar, masalahnya bukan di orangnya tapi di sistemnya.
Karyawan nggak pernah diajak ngobrol soal pengembangan. Atasan sibuk ngejar target tanpa ngasih ruang buat timnya berkembang. Akhirnya yang tersisa cuma orang-orang yang tahan stres, bukan yang paling berbakat.

Pas gue pindah ke tempat baru yang lebih suportif, rasanya beda banget. Mereka sering adain pelatihan, kasih mentoring, dan ngedengerin ide-ide dari karyawan. Hasilnya? Orang jadi betah, turnover turun drastis.


Jadi, Mau Coba Bareng Gue?

Gue tahu, kadang kata “pelatihan” kedengarannya membosankan. Tapi coba deh lihat dari sisi lain: itu bisa jadi langkah kecil buat bikin lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Kalau lo kerja di HR, manajemen, atau bahkan pemilik bisnis, pelatihan tentang employee turnover management ini bakal ngebuka wawasan banget. Lo bakal tahu gimana caranya bikin karyawan nggak cuma bertahan, tapi juga berkembang bareng perusahaan.

Dan siapa tahu, setelah pelatihan itu, lo bisa balik ke kantor dengan ide-ide baru buat bikin tim lebih solid. Karena ujung-ujungnya, keberhasilan perusahaan nggak diukur dari seberapa cepat rekrut orang baru, tapi seberapa banyak yang mau tetap bertahan karena mereka merasa dihargai.


Yang Pada Akhirnya

Gue nggak akan bilang ini akhir obrolan kita, karena topik tentang karyawan, motivasi, dan loyalitas itu nggak pernah benar-benar selesai.
Tapi kalau lo tertarik ikut pelatihan bareng, tinggal bilang aja. Kita cari jadwal yang cocok, daftar bareng, dan belajar sama-sama.
Biar nanti pas orang lain sibuk ngeluh soal turnover tinggi, lo bisa senyum dan bilang, “Tenang, gue tahu cara ngatasinnya.”

klik disini.

whatsapp